Sekarang
lagi maraknya fotografi di Indonesia membuat orang
berbondong-bondong untuk memiliki aksesoris (kamera) orang berduit.
Mengapa aku bilang aksesoris orang berduit? karena harganya terbilang
mahal, mulai dari 1 juta (poket) sampai puluhan bahkan ratusan juta.
karena harganya sudah jutaan, jarang kalangan menengah kebawah yang
mempunyai kamera dan inilah keganjilan menurutku sekarang ini, Menurutku
masih ada orang yang mempunyai kamera lantas menjadikannya sebagai
aksesoris mahal yang cuma ditenteng kemana saja dikala dia bepergian,
tak banyak orang menggunakan alat yang mahal ini sebagai media Seni.
Bagus sih kalau kamera dijadikan sebagai pekerjaan untuk bertahan hidup,
tapi terkadang juga orang merasa mempunyai uang yang banyak seenaknya
mengonta-ganti Body atau lensa dengan keluaran baru tanpa mengenal apa
sebenarnya fungsi dan cara kerja kamera itu. *Dasar otak indonesia serba
praktis
KLJI - Makassar (Komunitas Lubang Jarum Indonesia)
|
Foto bersama peserta |
Sekitar berapa bulan lalu aku berkenalan dengan komunitas ini,
komunitas yang sederhana yang lebih menekankan nilai seni ketimbang
moderenitas, mengklik tanda minta gabung di grup yang di facebook tdk
membuat ku ragu2 untuk lebih mengenal jauh soal komunitas lubang jarum.
Sudah
setahun sering terdengar ditelingaku tentang komunitas ini. akhirnya 3
bulan yang lalu tepatnya november 2011 unit kegiatan mahasiswa fotografi
(ukmf) Unhas mengadakan workshop kamera lubang jarum dan mendatangkan
Ray Bachtiar sebagai pemateri, senang bagiku mempunyai kesempatan
bertemu dengannya, menurutku dia orang yang
memiliki nilai seni tinggi dan sangat ramah.
|
Kamera lubang jarum di ambil dari sini |
|
|
Narsis euyy..^^ |
|
foto bersama kang Ray Bachtiar |
|
Proses pembuatan kamera lubang jarum |
Satu hari yang sangat bermamfaat, bertemu dengan orang-orang yang sudah
mendalami KLJ sungguh sangat menyenangkan. Dari Materi sejarah KLJ di
dunia sampai di indonesia, membuat kamera lubang jarum, hunting, sampai
proses kamar gelap kita lakukan secara mandiri yang diarahkan oleh yang
sudah ahli tentunya bahkan setelah itu diajarkan bagaiman cara
menpositifkan hasil negatif dari kamera lubang jarum tersebut, serta
mengambil gambar lewat scanner. Sungguh pengalaman yang baru aku
dapatkan dalam lingkup fotografi mengambil gambar lewat kaleng dengan
menggunakan kertas film negatif serta mencucinya di kamar gelap secara
sendiri.
|
Hasil Hunting workshop pake kaleng |
|
Hunting Perdana bersama KLJ Makassar
Setiap Minggu KLJ Makassar mengadakan hunting bersama, minggu kemarin bertempat di Al-Markaz.
Sebagai anggota yang baik aku menyempatkan hadir dengan membawa kamera
yang aku buat saat workshop kemarin, kaleng rokok surya (isi 50) yang
disulap menjadi kaleng yang sangat bermamfaat. senang rasanya bertemu
teman yang sehobi, dan orang nya sopan, baik, cakep dan cantik. hhe*
|
Al-Markaz : diambil dari kamera lubang jarum yang masih hasil negatif |
Hunting perdana ini membuat aku sadar betapa susahnya menghasilkan
gambar yang bagus tanpa kecanggihan teknologi. Memakai kamera digital
yang mahal (tinggal klik langsung jadi gambarnya) membuat otak kita
semakin tumpul karena mengandalkan kamera saja, jadi sebelum mengambil
gambar gunakan pikiran (berfikir) untuk menyusun konsep yang matang
untuk menghasilkan gambar yang baik. Tapi dalam bermain di komunitas
kaleng ini jangan cepat putus asa, nikmati proses nya maka kita akan
mendapatkan kepuasan tersendiri, mulai dari panas matahari, masuk di
gamar gelap, terkadang hasilnya ada sidik jari karena tidak bersih cara
mencucinya.. ^^ seperti lirik lagu The Weddung "Hidup itu pendek, seni
itu panjang".. jadi nikmatilah segala sesuatu yang kamu kerjakan.. keep
spirit
|
Prewed : iseng2 mengabadikan gambar pasangan calon suami istri dengan menggunakan kamera lubang jarum |
|
Al-Markaz dilihat dari kaleng |
|
Sebelum pulang, Narsis pake kaleng, goyang sedikit sih.. ^^ |
"Kita lah yang memerintah kamera, bukan kamera yang memerintah kita"
Salam Fotografi
Salam 5 Jari